Senin, 28 Maret 2016

Mitos Menabrak Kucing




Saat tengah hari, jalan mulai terasa sepi. Saya pacu Daihatsu Ayla milik ayah saya hingga melesat cepat. Saya lihat speedometer berhenti bergerak di kecepatan 50 kilometer per jam. Beberapa lama kemudian, saya dikagetkan dengan melompatnya kucing berwarna oranye ke tengah jalan secara tiba tiba, sontak saya bermanuver untuk menghindari tabrakan dengan kucing tersebut. Yang namanya takdir juga takdir. Kucing itu tertabrak bumper kiri mobil saya. Saya lihat dari spion kanan, kucing tersebut kejet kejet ra karuan seperti menghadapi sakaratul maut. Karena shock, saya hentikan mobil saya dan saya parkirkan di sebuah warung di pinggir jalan. Lalu datanglah seorang bapak bapak membawa parang, lalu berteriak ke arah saya

"Iku kucing mas! Mbebayani banget kuwi nek ketabrak kuwi mas! Sampeyan sak mobile biso sial! Lhaah nek ngono cepet kuburen nganggo klambimu mas! Trus matur marang bapak ibumu kon gawe slametan nggo mobile, nek ora mobilmu sial saklawase mas!

"Itu kucing mas! Berbahaya sekali kalau ketabrak mas! Anda dan mobil anda bisa sial! Nah kalau begitu cepat kubur (kucing tsb.) memakai bajumu mas! Terus bilang sama ayah ibumu suruh membuat slametan buat mobilnya, kalau tidak mobilmu sial selamanya"

Karena bingung harus berbuat apa, akhirnya saya turuti perkataan bapak bapak itu. Terakhir saya lihat, bapak bapak itu mengacungkan parangnya kearah saya lalu pergi, hal itulah membuat saya takut setengah mati. Setelah kucingnya saya kubur, saya pun pergi melanjutkan perjalanan dan merelakan baju saya seharga 185 ribu. Lucu, konyol dan seram rasanya, ketika seorang remaja yang duduk di kelas 8 SMP yang sedang belajar mengendarai mobil, menabrak seekor kucing lalu diancam oleh bapak bapak.

Ini kisah nyata yang saya alami bersama instruktur saya ketika belajar menyetir mobil. Saya tahu saya masih remaja dan belum punya SIM, tapi menurut orang tua dan teman saya, saya sudah cukup umur untuk menjadi dewasa. Mungkin Allah swt. memperingatkan saya dengan kejadian ini. Dan saya bersyukur kepadaNya karena saya masih hidup dan dengan kejadian ini, saya bisa berbagi cerita pada teman di kelas dan anak anak cucu cucu saya kelak.



Tentang "Kekeramatan" kucing, banyak orang yang mempercayainya dan ada juga yang tidak. Ketika seseorang menabrak kucing di jalan, maka mereka akan mengalami kesialan sepanjang hari. Konon diceritakan juga bahwa ada cara menangkal kesialan yang akan diberikan oleh kejadian menabrak kucing tersebut, yaitu dengan cara mengubur sang kucing dengan cara yang layak, dan mendoakan arwahnya agar tenang. Jika hal tersebut maka niscaya kita akan dijauhkan dari kemarahan kucing yang sudah tertabrak dan secara tidak sengaja terenggut nyawanya oleh kita yang menabrak.
Jika ada yang apes atau tertimpa sial dari kejadian tersebut, maka itu adalah sang kucing. Mitos sial kematian kucing bagi si penabraknya hanyalah sesuatu yang muncul entah darimana dan menjadi terkenal, serta terbawa dalam kultur bangsa selama generasi ke generasi. Cara penangkalan kesialan yang harus mengubur kucing sebenarnya juga tidak bisa dikatakan sebagai cara penangkal, melainkan sebuah common sense yang seharusnya dimiliki semua orang, karena itu adalah hal yang memang sudah seharusnya dilakukan. Penangkal kesialan ini juga menjadi tidak mungkin ada karena mitosnya sendiri bukanlah sesuatu yang logis. Dan sial-tidak sialnya seseorang yang menentukan hanya Allah swt. 

Mengenai mengubur kucing dengan cara yang layak dan slametan, hal itu menurut saya nggak wajib dilakukan, boleh juga dilakukan dengan niat menghormati adat atau keyakinan yang berlaku di masyarakat. Setahu saya dari guru ngaji saya, percaya kepada yang gitu gituan juga termasuk ke dalam kategori Syirik. Dan yang membuat saya bertanya tanya, di era digital ini mengapa masih ada yang percaya kepada hal hal yang seperti itu? Kalau kita masuk ke abad ke 22, yang (mungkin) teknologinya seperti teknologi Alien, apakah masih ada yang percaya hal hal yang seperti itu?

Intro

Alhamdulillah, Setelah lima jam utak atik hp sambil browsing kesana kemari, akhirnya blog kedua saya tercipta juga. Sebenarnya nggak akan selama itu, tetapi maklum udah lama nggak nge blogging, jadi lupa cara caranya.

Welcome to my Blog!
Powered By Blogger
Pengunjung yang baik selalu meninggalkan komentar :D